Liputan6.com, Bogor: Maukah Anda menggunakan kertas yang dibuat dari
kotoran gajah? Jika iya, Anda bisa mendapatkannya di Taman Safari
Indonesia, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Pengelola Taman Safari kini tengah mengembangkan industri kertas daur ulang skala kecil berbahan dasar kotoran gajah. Di tangan para inovator yang bekerja di Taman Safari, kotoran gajah kini disulap menjadi produk kertas daur ulang dengan nama "Safari Poo Paper".
Proses daur ulang kotoran gajah menjadi produk kertas ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Proses daur ulang ini pun bahkan mendapat perhatian khusus dari Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya yang langsung meninjau ke lokasi.
Kertas daur ulang ini dibuat melalui beberapa tahap. Pertama, mengumpulkan bekas kotoran gajah, lalu dibersihkan menggunakan air. Setelah itu, kotoran gajah yang sudah bersih dan sudah dalam bentuk serat kasar itu selanjutnya dihaluskan menggunakan mesin penghancur. Kemudian, jika sudah halus, serat ini dikeringkan. Serat kotoran yang sudah kering dihancurkan kembali menjadi bulir bulir seperti bubur dan dikukus dalam tungku agar aroma baunya hilang.
Secara bersamaan, dikukus pula kertas-kertas bekas berwarna putih yang nantinya dicampur dengan serat kotoran gajah yang sudah halus. Kemudian, kedua bahan baku tersebut diaduk menjadi satu menggunakan mesin khusus. Setelah dilebur menjadi satu selama lima belas menit, bahan-bahan yang telah disatukan tersebut diangkat menggunakan bingkai yang biasa digunakan sebagai alat sablon. Kemudian, bahan ini ditempelkan diatas media kain kanvas.
Kertas daur ulang tersebut dibentuk persegi, lalu kembali dikeringkan. Kertas-kertas daur ulang kotoran gajah pun siap untuk digunakan pada berbagai keperluan barang cetakan. Kini, sejumlah barang cetakan dari kertas daur ulang kotoran gajah dalam jumlah terbatas sudah digunakan oleh pengelola Taman Safari, seperti kertas undangan, voucher, leaflet dan lain-lain.
Selain didaur ulang menjadi kertas, feses gajah yang berada di kawasan Taman Safari juga dimanfaatkan sekaligus diproduksi menjadi kompos atau pupuk organik.
Usai meresmikan fasilitas pengolahan kotoran gajah di kawasan Taman Safari, Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menegaskan, pihaknya mendukung sepenuhnya upaya taman safari untuk mengembangkan daur ulang kotoran gajah hingga nantinya menjadi industri kertas skala besar. Ia berharap, proses daur ulang kotoran gajah ini bisa menjadi pelopor dalam mendorong masyarakat agar terus mencintai dan merawat bumi sebagaimana slogan "Save the Earth"
Pengelola Taman Safari kini tengah mengembangkan industri kertas daur ulang skala kecil berbahan dasar kotoran gajah. Di tangan para inovator yang bekerja di Taman Safari, kotoran gajah kini disulap menjadi produk kertas daur ulang dengan nama "Safari Poo Paper".
Proses daur ulang kotoran gajah menjadi produk kertas ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Proses daur ulang ini pun bahkan mendapat perhatian khusus dari Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya yang langsung meninjau ke lokasi.
Kertas daur ulang ini dibuat melalui beberapa tahap. Pertama, mengumpulkan bekas kotoran gajah, lalu dibersihkan menggunakan air. Setelah itu, kotoran gajah yang sudah bersih dan sudah dalam bentuk serat kasar itu selanjutnya dihaluskan menggunakan mesin penghancur. Kemudian, jika sudah halus, serat ini dikeringkan. Serat kotoran yang sudah kering dihancurkan kembali menjadi bulir bulir seperti bubur dan dikukus dalam tungku agar aroma baunya hilang.
Secara bersamaan, dikukus pula kertas-kertas bekas berwarna putih yang nantinya dicampur dengan serat kotoran gajah yang sudah halus. Kemudian, kedua bahan baku tersebut diaduk menjadi satu menggunakan mesin khusus. Setelah dilebur menjadi satu selama lima belas menit, bahan-bahan yang telah disatukan tersebut diangkat menggunakan bingkai yang biasa digunakan sebagai alat sablon. Kemudian, bahan ini ditempelkan diatas media kain kanvas.
Kertas daur ulang tersebut dibentuk persegi, lalu kembali dikeringkan. Kertas-kertas daur ulang kotoran gajah pun siap untuk digunakan pada berbagai keperluan barang cetakan. Kini, sejumlah barang cetakan dari kertas daur ulang kotoran gajah dalam jumlah terbatas sudah digunakan oleh pengelola Taman Safari, seperti kertas undangan, voucher, leaflet dan lain-lain.
Selain didaur ulang menjadi kertas, feses gajah yang berada di kawasan Taman Safari juga dimanfaatkan sekaligus diproduksi menjadi kompos atau pupuk organik.
Usai meresmikan fasilitas pengolahan kotoran gajah di kawasan Taman Safari, Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menegaskan, pihaknya mendukung sepenuhnya upaya taman safari untuk mengembangkan daur ulang kotoran gajah hingga nantinya menjadi industri kertas skala besar. Ia berharap, proses daur ulang kotoran gajah ini bisa menjadi pelopor dalam mendorong masyarakat agar terus mencintai dan merawat bumi sebagaimana slogan "Save the Earth"
Sumber : http://www.kaskus.co.id
Posting Komentar untuk "TAMAN SAFARI SULAP KOTORAN GAJAH JADI KERTAS DAUR ULANG"